" Askep trauma tembus abdomen"
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur Tim Penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
karangan ilmiah ini Tim Penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, namun
berkat adanya sportifitas dan kerjasama antaranggota kelompok sehingga semua
hambatan dapat diatasi secara prosedural dan lancar.
Penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari pihak-pihak lain, untuk
itu secara umum Tim Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan masukan dalam pengoreksian dan tuntunan pembuatan makalah ini.
Secara khusus Tim Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata
kuliah disaster yang telah memberikan tugas ini sehingga membantu Tim Penulis
dalam menjadi bekal pengetahuan khususnya tentang “Asuhan Keperawatan Trauma tembus abdomen”.
Akhirnya, kami berharap semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Kendari, 2015
Tim
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................... 3
C.
Tujuan Penulisan ..................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ................................................................. .. 4
BAB II PEMBAHASAN
........................................................................ 6
A.
Konsep Medik Trauma abdomen ............................................ 6
I.
Definisi
.............................................................................. 6
II.
Etiologi
.............................................................................. 7
III.
Manifestasi ........................................................................ 7
IV.
Patofisiologi ...................................................................... 8
V.
Pemeriksaan Diagnostik ................................................. .. 9
VI.
Penatalaksaan ................................................................. 9
B.
Konsep Keperawatan Trauma abdomen ............................... 11
I.
Pengkajian ...................................................................... 11
II.
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan ........................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................. 18
A.
Kesimpulan ............................................................................ 18
B. Saran....................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keperawatan merupakan
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang mencakup
pelayanan bio-psiko-sosio dan spiritual yang komprehensif serta ditujukan
kepada individu, keluarga serta masyarakat baik yang sakit maupun yang
sehat(A.Potter, 2005).
Keperawatan pada
dasarnya adalah human science and human care dan caring menyangkut upaya
memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari
manusia lainnya (waston, 1985).Adapun yang di sebut sebagai penderita gawat
darurat adalah penderita yang memerlukan pertolongan segera karena berada dalam
keadaan yang mengancam nyawa, sehingga memerlukan suatu pertolongan yang cepat,
tepat, dan cermat untuk mencegah kematian maupun kecacatan. Untuk memudahkan
dalam pemberian pertolongan korban harus di klasifikasikan termasuk dalam kasus
gawat darurat, darurat tidak gawat, tidak gawat tidak darurat dan meninggal
(Kathlenn, 2012).
Salah satu kasus gawat
darurat yang memerlukan tindakan segera di mana pasien berada dalam ancaman
kematian karena adanya gangguan hemodinamik adalah trauma abdomen di mana
secara anatomi organ-organ yang berada di rongga abdomen adalah organ-organ
pencernaaan. Selain trauma abdomen kasus-kasus kegawatdaruratan pada system
pencernaan salah satunya perdarahan saluran cerna baik saluran bagian atas
ataupun saluran cerna bagian bawah bila di biarkan tentu berakibat fatal bagi
korban atau pasien bahkan bisa menimbulkan kematian. Oleh karena itu kita perlu
memahami penanganan kegawatdaruratan pada system pencernaan secara cepat,
cermat, dan tepat sehingga hal-hal tersebut dapat kita hindari.
Trauma abdomen adalah
cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja
atau tidak disengaja, trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat
terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan /
penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan
laparatomi (Smeltzer, 2001).
Kecelakaan atau trauma
yang terjadi pada abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada
kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol
merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir
mobil atau benda tumpul lainnya. Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan
oleh luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain
luka tembak, trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi
luka tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen (Suratun
& Lusianah. 2010)
Insiden trauma abdomen
meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas biasanya lebih tinggi pada trauma
tumpul abdomen dari pada trauma tusuk. Walaupun tekhnik diagnostic baru sudah
banyak di pakai, misalnya Computed Tomografi, namun trauma tumpul abdomen masih
merupakan tantangan bagi ahli klinik. Diagnose dini di perlukan untuk
pengelolaan secara optimal. Trauma masih merupakan penyebab kematian paling
sering di empat dekade pertama kehidupan, dan masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang utama di setiap negara (Gad et al,2012). Sepuluh persen dari
kematian di seluruh dunia disebabkan oleh trauma. Diperkirakan bahwa pada tahun
2020, 8,4 juta orang akan meninggal setiap tahun karena trauma, dan trauma
akibat kecelakaan lalu lintas jalan akan menjadi peringkat ketiga yang
menyebabkan kecacatan di seluruh dunia dan peringkat kedua di negara
berkembang. Di Indonesia tahun 2011 jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak
108.696 dengan korban meninggal sebanyak 31.195 jiwa (Fadhilakmal, 2013).
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari Trauma abdomen ?
2. Apa saja etiologi dari Trauma
abdomen ?
3. Bagaimanakah manifestasi klinis Trauma
abdomen ?
4. Bagaimanakah patofisiologi dari Trauma
abdomen ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik
dari Trauma abdomen?
6. Bagaimana tindakan penatalaksanaan
dari Trauma abdomen ?
7. Bagaimana proses
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien penderita Trauma abdomen?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah
ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pengertian dari trauma abdomen
2.
Untuk mengetahui
etiologi dari trauma abdomen.
3.
Untuk mengetahui tanda
dan gejala dari trauma abdomen.
4.
Untuk mengetahui
patofisiologi dari trauma abdomen
5.
Untuk mengetahui
pemeriksaan diagnostik dari trauma abdomen
6.
Untuk mengetahui
tindakan penatalaksaan dari trauma abdomen.
7.
Untuk mengetahui proses
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien penderita trauma abdomen.
D.
Manfaat Penulisan
a)
Manfaat bagi Tim
Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
membuat karya ilmiah dan menambah wawasan khususnya tentang trauma abdomen dan
ruang lingkupnya.
b)
Manfaat bagi pembaca
Menjadi bahan masukan dalam menambah khazanah ilmu
pengetahuan terutama mengenai konsep tentang trauma abdomen dan ruang lingkupnya dalam bidang kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1.
Definisi
Trauma adalah cedera fisik dan fisikis,
kekerasan yang mengakibatkan cedera.
Trauma abdomen adalah terjadinya atau
kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis
sehingga terjadi gagguan metabolism, kelainan imonologi dan gangguan faal
berbagai organ.
Trauma abdomen didefiniskan sebagai
kerusakan terhadap struktur yang
terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau
yang menusuk.
Trauma
abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat beru
pa
trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja,
(Smeltzer, 2001).
Trauma
perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa
tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat
kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi, (FKUI, 1995).
Trauma
pada abdomen dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Trauma penetrasi
a. Trauma tembak
b. Trauma tumpul
2. Trauma non penetrasi
a. Kompresi
b. Hancur akibat kecelakaans
c. Sabuk pengaman
d. Cedera akselerasi
2.
Etiologi
a.
Penyebab trauma
penetrasi
1.
Luka akibat terkena
tembakan
2.
Luka akibat tikaman benda
tajam
3.
Luka akibat tusuka
b.
Penyebab trauma non
penetrasi
1. Trkena
kompresi atau tekanan dari luar tubuh
2. Hancur
(tertabrak mobil)
3. Terjepit
sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
4. Cidera
akselerasi atau deserasi karna kecelakaan olahraga
Trauma abdomen ini bisa menimbulkan
manifestasi klinis meliputi :
1. Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang
berat. Nyeri dapat timbul dibagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat
ditekan dan nyeri spontan.
2. Anorexia
3. Apabila trauma terkena usus, maka
mortilisasi usus terganggu sehingga fugs usus tidak normal dan biasanya akan
mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual muntah.
4. Pada trauma peneterasi biasanya
terdapat luka robekan pada abdomen, luka tusuk sampai menembus abdomen, dan
perdarahan.
5. Penurunan kesadaran (malaise,
letargi, gelisah) yang disebabkan oleh kehilanga darah dan tanda-tanda awal
syok hemoragik.
Jika
terjadi trauma penetrasi atau non penetrasi kemungkinan terjadi pendarahan yang
serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yang disertai penurua
hitung sel darah merah yang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu
organ fiseral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tada-tanda
iritasi peritonium cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut
meliputi nyeri tekan, yeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa
bising usus bila telah terjadi peritonitis umum. Bila syok telah lanjut pasien
akan mengalami takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga terdapat
leukositosis. Biasanya tanda-tanda peritonitis mungkin blum tampak. Pada fase
awal perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak has yang muncul. Bila
terdapat kecurigaan bahwa masuk rongga
abdomen, maka operasi harus dilakukan.
a. Pemeriksaan foto thoraks ( rongten)
Foto rongten toraks tegak berguna untuk adanya trauma pada
toraks.
b. Uretrografi dilakukan untuk
mengetahui adanya rupture uretra
c. Sistografi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
cedera pada kandung kencing, contohnya pada fraktur pelvis dan trauma non
penetrasi.
d. Diagnostic peritoneal lavage ( DPL
), DPL dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga
perut.
e. Abdominal paracentesis merupakan
pemeriksaan yang sangat berguna untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga
peritenium.
f. Ultrasound diagnostic ( USG )
Digunakan untuk evaluasi pasien dengan trauma tumpul abdomen. tujuannya untuk
mencari cairan intraperitoneal bebas.
a. Abdominal paracentesis untuk
menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium.
b. Pemeriksaan laparoskopi untuk
mengetahui secara langsung penyebab akut abdomen.
c. Pemberian antibiotic mencegah
infeksi
d. Pemeriksaan NGT untuk memeriksa
cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen.
e. Laparatomi
Phatway
Terkena benda
tajam,pisau,peluru,ledakan dan pukulan benda tumpul.
|
hipothalamus
|
Kerusakan organ abdomen
|
Hipovolemia
|
Syok / trauma
|
perdarahan
|
Rangsangan ke otak
|
lesi
|
Nyeri
|
Kerurasakan jaringan perifer pd abdomen
scra meluas
|
Perdarahan yg terus menerus
|
Ketahanan jaringan tdk mampu mengkompensasi
|
Tekanan yg meningkat
|
Kekurangan volume cairan
|
Kelemahan fisik
|
Tirah baring
|
Aktivitas berkurang
|
Ansietas
|
Rasa takut
|
Hambatan mobilitas fisik
|
Resiko infeksi
|
Tindakan operasi
|
Stressor yang tinggi
|
Perubahan status kesehatan
|
B. KONSEP KEPERAWATAN
I. Pengkajian
A. Data Demografi
a)
Identitas
klien
Meliputi nama,
tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, usia, alamat, no.telepon,
agama, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, lama bekerja, golongan
darah, tanggal masuk rumah sakit, ruangan dan sumber info.
b)
Penanggung
jawab
Meliputi nama, alamat, usia, pendidikan, pekerjaan
dan hubungan dengan klien.
B. Riwayat
Kesehatan Saat Ini
Pada riwayat trauma abdomen, kaji keluhan utama yang
biasa berupa rasa nyeri yang hebat dan nyeri tekan pada bagian
abdomen.
Untuk nyeri, kaji :
P (Provocative) : Kaji penyebab nyeri
Q (Quality) : Kaji kualitas nyeri
yangdirasakan klien
R (Region) : Kaji bagian tulang yang terasa nyeri
S (Saverity) : Kaji skala nyeri yang
dirasakan klien
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
C. Riwayat
Kesehatan Masa Lalu
Kaji proses perkembangan di masa lalu
dimana mungkin pasien pernah mengalami trauma pada abdomen.
D.
Riwayat Kesehatan
Keluarga
Kaji kondisi kesehatan anggota
keluarga mungkin ada yang pernah. menderita trauma abdomen.
E.
Pemeriksaan Fisik
Head
to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
Namun
pada Pterigium, hanya tindakan inspeksi pada mata yang dilakukan.
ü Inspeksi :
Adakah jejas dan luka atau adanya organ
luar,adakah distensi abdomen kemungkinan adanya perdarahan dalam cavum abdomen.
ü Palpasi
Adakah nyeri tekan dan
pada quadran berapa.
ü Perkusi
Adakah nyeri tekan dan
kemungkinan adanya cairan/udara bebas dalam cavum abdomen.
ü Auskultasi
Kemungkinan adanya
peningkatan atau penurunan dari bising usus atau menghilang.
II.
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
NO
|
Diagnosa
|
Rencana Tindakan Keperawatan
|
|
Tujuan dan Kriteria hasil
|
Intervensi
|
||
1
|
Nyeri b.d trauma /diskontinuitas
jaringan.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri klien klien berkurang atau hilang, dengan kriteria hasil :
ü Klien mampu mengontrol nyeri
ü Klien melaporkan bahwa nyeri
berkurang atau hilang
ü Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
|
ü Kaji nyeri, catat lokasi,
karakteristik, beratnya (skala 0-10).
ü Berikan posisi yang nyaman kepada
pasien dan hindari pergerakan yang dapat menimbulkan nyeri.
ü Berikan tehnik relaksasi untuk
mengurangi rasa nyeri dengan jalam tarik napas panjang dan dikeluarkan secara
perlahan – lahan.
ü Berikan aktivitas hiburan
ü Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
ü Kolaborasikan pemberian analgesik
sesuai indikasi
|
2
|
Kekurangan volume cairan
b.d terputusnya pembuluh darah arteri / vena suatu
jaringan ( organ abdomen ).
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kekurangan volume cairan klien dapat
tercapai dengan kriteria hasil :
ü Volume cairan tubuh teratasi.
ü Sirkulasi dinamik ( perdarahan)
teratasi.
ü Perdarahan yang keluar terhenti
ü TTV dalam batas normal.
|
ü Kaji tentang cairan perdarahan
yang keluar adakah gambaran klinik hipovolemik.
ü Observasi TTV dan kesadaran klien
setiap 15 menit dan 30 menit.
ü Batasi pergerakan yang tidak
berguna dan menambah perdarahan yang keluar.
ü Kolaborasi dengan tim medis dalam
pelaksanaan pemberian infuse RL, tranfusi bila Hb kurang dari 8 %.
|
3
|
Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan fisik.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan hambatan mobilitas fisik klien dapat teratasi dengan criteria
hasil :
ü Klien beraktifitas dengan baik.
ü Tidak ada gangguan mobilitas
fisik.
|
ü Kaji kemampuan pasien untuk
bergerak.
ü Berikan latihan gerak aktif pasif.
ü Bantu kebutuhan pasien.
ü Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan.
ü Ajarkan kepada pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan.
ü Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi.
|
4
|
Resiko infeksi
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan tidak terjadi lagi resiko infeksi dengan criteria hasil hasil :
ü Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
ü Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi.
ü Jumlah leukosit dalam batas
normal.
ü Menunjukkan perilaku hidup sehat.
|
ü Monitor tanda dan gejala sistemik
dan lokal.
ü Monitor kerentangan terhadap infeksi.
ü Cuci tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan keperawatan.
ü Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi.
ü Ajarkan cara menghindari infeksi.
|
5
|
Ansietas b.d trauma abdomen yang di alamis
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan ansietas berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :
ü Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
ü Mengidentifikasi, mengungkapkan
dan menunjukkan tekhnik untuk mengontrol cemas
ü Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.
|
ü Gunakan pendekatan yang
menenangkan
ü Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap perilaku pasien
ü Pahami perspektif pasien terhadap
situasi stress
ü Dorong keluarga untuk menemani
anak
ü Dengarkan dengan penuh perhatian
ü Identifikasi tingkat kecemasan
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma
abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta
trauma yang disengaja atau tidak disengaja.
Prioritas keperawatan tertuju pada menghentikan perdarahan, menghilangkan/ mengurangi nyeri, menghilangkan cemas pasien, mencegah komplikasi dan memberikan informasi tentang penyakit dan kebutuhan pasien.
Prioritas keperawatan tertuju pada menghentikan perdarahan, menghilangkan/ mengurangi nyeri, menghilangkan cemas pasien, mencegah komplikasi dan memberikan informasi tentang penyakit dan kebutuhan pasien.
Trauma abdomen biasay disebabkan
karena luka tembakan yang menyebabkan kerusakan yang besar didalam rongga
abdomen.gejala yang biasa timbul berupa
yeri tekan pada abdomen dan terjadi
perdarahan.
B. Saran
Melalui
kesimpulan diatas, adapun saran yang diajukkan oleh Tim Penulis adalah :
1. Sebagai tenaga kesehatan yang lebih
tahu tentang kesehatan, kita dapat menerapakan hidup sehat dengan
menjaga kesehatan tubuh kita.
2. Perawat harus melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan baik pada
pasien penderita trauma abdomen sehingga
kesembuhan pasien dapat tercapai dengan baik
3. Perawat maupun calon perawat harus memahami konsep dasar dari trauma
abdomen dan ruang lingkupnya sehingga
dalam proses memberikan asuhan keperawatan pada pasien penderita trauma
abdomen dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
- Anonimus. 2011. Askep klien dengan trauma tembus abdomen http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/askep-klien-dengan-pterigium. html. Diakses tanggal 28 april 2011
- Anonimus. 2011. Asuhan keperawatan trauma abdomen. http://www.scribd.com/doc/56775038/Asuhan-Keperawatan-Pterygium. Diakses tanggal 28 april 201
- Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
- Wilkinson, J.M., Nancy R. Ahern. 2012. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
- American College of Surgeon Committee of Trauma. 2004. Advanced Trauma Life Support Seventh Edition. Indonesia: Ikabi diakses tanggal 28 april 2015s